PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen
Disusun Oleh
Elis Fitriani
Ade Sukaesih
Vita Riyanti
|
: Sulaeha.
: Kelompok 3
: 14102032011CA
: 14102052001CA
: 14102062011CA
|
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SERANG - BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang
memberikan kenikmatan pada kita sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Sejarah Pertadaban Islam.
Makalah ini disusun guna melengkapi
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam. Teriring ucapan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan karena kekurangan dan ketebatasan pengetahuan penulis. Untuk itu, saran dan
masukan dari berbagai pihak sangat bermanfaat bagi siapa saja yang berkenan
membacanya.
Serang,
30 Oktober 2014
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………… i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakag Masalah………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 3
C. Tujuan Penulisan……………………………………………….. 3
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................... 4
A. Kelahiran Nabi Muhammad Saw……………………………… 4
B. Misi Muhammad saw………………………………………….. 5
C. Peradaban pada Masa Rasulullah Saw………………………... 6
D. Perbedaan kerasulan Muhammad Saw dengan Rasul-rasul
sebelumnya……………………………………......................... 9
BAB
III PENUTUP............................................................................... 12
A. Kesimpulan……………………………………………………... 12
B. Saran……………………………………………………………. 12
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bangs Arab telah meninggalkan ajaran Nabi
Ibrahim a.s. dengan beralih menyembah berhala sehingga kemusyrikan telah
mendarah daging dalam diri mereka. Mereka juga memiliki kebiasaan buruk
lainnya, seperti berjudi, mabuk-mabukan, berzina, dan mengubur bayi perempuan
hidup-hidup.
Oleh karena itu, Allah mengutus Rasulullah
Muhammad saw untuk kembali mengajarkan tauhid, (Mengesakan Allah Swt) dan
memperbaiki kebudayaan Islam atau As-saqofah al-Islamiyah ditandai
dengan adanya perintah Allah Swt. Kepada Muhammad Saw untuk mengemban amanah
sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Kehadirannya telah mengubah bangsa Arab yang semula
terbelakang, bodoh, tidak beradab, dan terabaikan oleh bangsa lain menjadi
bangsa yang maju, beradab, dan menjadi pusat peradaban dunia. H.A.R. Gibb,
berpendapat “Islam is indeed much more than a system of teology, it is a
complete civilization.” (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah
Agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna).
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad SAW?
2.
Apa misi Nabi Muhammad SAW di dalam mengembangkan Agama Islam?
3.
Bagaimana proses kemunduran Islam pada masa Nabi Muhammad SAW?
4.
Bagaimana proses kemajuan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengenal lebih dalam sosok Nabi Muhammad SAW
2.
Mengetahui perkembangan peradaban Islam
3.
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perkembangan
peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad
SAW
4.
Mengenal Perkembangan Islam lebih dalam
5.
Mengambil nilai positif dari sejarah perkembangan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Secara esensial, kehadiran Nabi
Muhammad SAW pada masyarakat Arab adalah terjadinya kristalisasi pengalaman
baru dalam dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan
masyarakat, termasuk hukum-hukum yang digunakan pada masa itu, satu
keberhasilan Nabi Muhammad Saw. Dalam memenangkan kepercayaan bangsa Arab pada
waktu
yang relatif singkat kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang
Arab. Sebagian dari nilai dan budaya Arab Pra Islam, untuk beberapa hal diubah
dan diteruskan oleh masyarakat Nabi Muhammad ke dalam tatanan moral Islam.
Kedua secara Geneologis, ia merupakan keturunan suku Quraisy, suku yang terkuat
dan berpengaruh di Arab.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tahun gajah
tahun ketika pasukan gajah Abrahah menyerang mekkah untuk menghancurkan Ka’bah,
namun pasukan Abrahah mengalami kehancuran. Peristiwa itu terjadi kira-kira pada tahun 570 M (12 Rabiul Awwal).
Merupakan suatu kebiasaan di antara orang-orang kaya dan kaum bangsawan Arab
bahwa ibu-ibu tidak mengasuh anak-anak mereka, tetapi mereka mengirimkan
anak-anak itu ke pedesaan untuk diasuh dan dibesarkan di sana. Begitu pula,
Muhammad setelah diasuh beberapa lama oleh ibunya, dia dipercayakan kepada
halimah dari suku Bani Sa’ad untuk diasuh dan dibesarkan. Dia tetap berada di
dalam asuhan Halimah hingga berusia 6 tahun, ketika ia dikembalikan kepada
ibunya, Aminah. Pada waktu itu, ibunya bermaksud menziarahi makam suaminya di
Madinah, tempat suaminya dimakamkan. Namun, di tengah perjalanan yaitu di Abwa,
Madinah, Aminah menderita sakit dan menghembuskan nafas yang terakhir di sana.
Dengan demikian, pada usia 6 tahun, Muhammad sudah kehilangan kedua orang tuanya.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung Jawab merawat
Muhammad. Namun, dua tahun kemudian, Adul Muthalib meninggal dunia karena
renta. Taggung Jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, yaitu Abu Thalib.
Seperti juga Abdul Muthalib, sang paman sangat disegani dan dihormati orang
Quraisy dan penduduk Mekkah secara keseluruhan, tetapi dia miskin. Dalam usia
muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing
penduduk mekkah. Melalui kegiatan penggembalaan ini. Dia menemukan
tempat untuk berfikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat
sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari
segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar
dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. Oleh karena itu, sejak
muda ia sudah dijuluki A-Amin (Orang yang terpercaya). Selanjutnya, Nabi
Muhammad melakukan perjalanan (Usaha) untuk pertama kali dalam Khafilah dagang
ke Syiria (Sam) dalam usia baru 12 tahun. Khafilah itu dipimpin oleh Abu
Thalib. Dalm perjalanan ini, di Bushra, sebelah selatan Syiria Ia bertemu
dengan pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda
kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Sebagian
sumber menceritakan bahwa pendeta itu menasehati Abu Thalib agar tidak terlalu
jauh memasuki daerah Syiria, sebab dikhawatirkan orang-orang Yahudi yang
mengetahui tanda-tanda itu akan berbuat jahat terhadapnya. Perkiraan pendeta
tersebut akhirnya dibuktikan dengan sejarah kenabian Muhammad sampai sekarang.
Ketika nabi Muhammad berusia
25 tahun, ia berangkat ke Syiria membawa barang dagangan seorang saudagar
wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini,
Muhammad memperoleh laba yang besar, Khadijah kemudian melamarnya. Lamaran itu
diterima dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25
tahun dan Khadijah 40 tahun. Dalam perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah
wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan
menyebarkan Islam. Perkawinan bahagia dan saling mencintai itu dikaruniai 6
orang anak, dua putera dan empat puteri, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab,
Ruqayah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Kedua puteranya meninggal waktu kecil. Nabi
Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal ketika Muhammad berusia
50 tahun.
B.
Misi Muhammad SAW
Secara historis, perjalanan Nabi Muhammad SAW. Sebagai pembawa misi
risalah langit, terbagi dalam tiga periode yaitu pertama, periode pra kerasulan kedua periode
kersulan, ketiga pasca kerasulan. Tahap kedua sejarah kenabian ini diawali
dengan dua kondisi yaitu kondisi Demografis-Sosiologis Arab, yakni kondisi pada
masa Makiyyah dan masa Madaniyyah. Kehadiran Nabi Muhammad SAW identik dengan
latar belakang kondisi masyarakat Arab,
khususnya orang-orang Mekkah. Para sejarawan, baik Islam maupun non Islam tidak
berbeda dalam melukiskan keberadaan mereka.
Kehidupan masyarakat Arab secara sosio politis mencerminkan
kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan, mabuk,
perzinahan, eksploitasi ekonomi, dan perang
antar suku menjadi karakter perilaku mereka. Situasi Chaos semacam ini
berlangsung sejak para pendahulu mereka mendiami negeri tersebut. Dari aspek
kepercayaan atau Agama, orang-orang Arab Mekkah adalah para penyembah berhala. Tidak
kurang dari tiga ratus berhala yang mereka anggap sebagai tuhan atau pelindung
mausia. Berangkat dari kondisi inilah dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad
sering melakukan kontemplasi (‘Uzla), untuk mendapatkan suatu jawaban apa dan
bagaimana seharusnya membangun kehidupan masyarakat Arab. Setelah melalui
proses kontemplasi cukup lama, tepatnya di Gua hira. Akhirnya Muhammad mendapat
suatu petunjuk dari Allah melalui malaikat Jibril untuk mengubah masyarakat
Arab Mekkah. Dari sinilah, awal sejarah penyebaran dan perjuangan Muhammad SAW.
Dalam menegakkan ajaran Islam dimulai.
Para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah, dilihat dari pendekatan
Visi dan misi, dapat dibagi kedalam dua bagian. Pertama, Nabi yang hanya
membawa doktrin teologis sekaligus membawa doktrin politis. Doktrin teologis
adalah doktrin yang menekankan substansi moral dalam mempersatukan ideal moral
manusia dengan ideal moral tuhan tanpa melakukan perubahan sosial politik
sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut. Sedangkan doktrin teologis
politis adalah doktrin yang mengedepankan ajaran moral sekaligus berusaha
melakukan perubahan sistem untuk menata intitusi-intitusi sosial dan politik.
Para nabi yang
tergolong pembawa doktrin teologis politis ini, di antaranya adalah nabi-nabi
yang bergelar Ulul ‘Azmi. Nabi Muhammad SAW.
Termasuk bagian ini karena ia, selain mengajarkan nilai-nilai Islam yang
Berkenaan dengan hal-hal yang bersifat aksentis (Keakhiratan), juga berusaha
beserta umatnya menata kekuatan untuk mengambil alih
peran kepemimpinan dan pemerintahan orang-orang Quraisy. Peran ini sangat
dominan, terutama pada saat nabi berada di
Madinah.
C.
Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Pearadaban atau kebudayaan pada masa Raasulullah SAW. Yang paling
dahsyat adalah perubahan sosial. Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan
moral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-Usairy, diuraikan
bahwa peradaban pada masa nabi dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan
sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan wahyu. Diantaranya sebagai berikut :
1.
Perkembangan masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti di suatu
tempat maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah masjid.
Rasuullah ikut serta dalam pembangun Masjid tersebut. Beliau mengangkat dan
memindahkan batu-batu Masjid itu dengan tangannya sendiri. Saat itu, kiblat
dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang Masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan
atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun kamar-kamar istri beliau dibuat
di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan
dengan Aisyah pada bulan Syawal.. Sejak saat itulah, Yatsrib dikenal dengan
Madinaturasul atau Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslumin
melakukan berbagai aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar,
memutuskan perkara mereka, berjual beli, maupun perayaan-perayaan. Tempat ini
menjadi faktor yang mempersatukan meraka.
2.
Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah
mempersaudarakan di antara kaum muslimin.
Mereka kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan juga istri-istri dan
harta meraka. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraan
yang berdasarkan keturunan. Denga persaudaraan ini, rasulullah telah
menciptakan sebuah kesatuan yang berdasrkan agama sebagai
pengganti dari persatuan yang
berdasarkan
kabilah.
3.
Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan
nonmuslim
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin,
orang-orang Arab, serta kaum non muslim, dan orang-orag Yahudi (Bani Nadhir),
Bani Quraizhah, dan bani Qainuqa’).
Rasulullah
melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan
kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana saling membantu dan toleransi
di antara golongan tersebut.
4.
Peletakan asas-asas politik, ekonomi, dan sosial
Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika
di dalam negara diletakan dasar-dasar Islam maka turunlah ayat-ayat Al-Qur’an
pada periode ini untuk membantu legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana
dijelaskan oleh rasulullah dengan perkataan dan tindakannya. Hiduplah kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh
dengan nilai-nilai uatama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh,
ada solidaritas yang erat di antara anggota masyarakatnya. Dengan demikian,
berarti bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun rasulullah dengan
asas-asasnya yang abadi. Secara sistematis, proses peradaban yang dilakukan
oleh nabi pada masyarakat Islam di Yatsrib adalah pertama Nabi Muhammad SAW,
mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah (Madinah Ar-rasul, Madinah An-nabi atau
Madinah al-Munawwaroh). Perubahan nama yang bukan terjadi secara
kebetulan,tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad
SAW,yaitu membentuk sebuah masyarakat yang tertib dan maju, dan berperadaban
kedua, membangun masjid, bukan hanya dijadika pusat kegiatan ritual shalat
saja, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin
dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Di samping
itu, masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan, ketiga nabi Muhammad Saw,
membentuk kegiatan mua’akhat (Persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum
muhajirin (orang-orang yang hijrah dari mekkah ke Yatsrib) dengan Anshar
(orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan muhajirin di Yatsrib).
Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu persaudaraan
dan kekeluargaan. Nabi Muhamma SAW membentuk persaudaraan yang baru, yaitu
persaudaraan seagama, di samping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya,
yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan
darah, keempat, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak
beragama Islam, dan kelima, nabi Muhammad Saw membentuk pasukan tentara untuk
mengantisipasi gangguan-gangguan yang dilakukan oleh musuh.
Mengomentari tentang perubahan nama Yatsrib menjadi madinah dalam
pandangan Nurkholish Madjid, bahwa agenda-agenda polotik kerasulan telah
dletakan dan belau bertindak seagai utusan Allah, kepala negara, komandan
tentara, dan pemimpin kemasyarakatan. Semua yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW. Di Kota hijrah itu merupakan riflekasi dari ide yang terkandung dalam
perkataan Arab Madinah, yang
secara
Etimologis berarti tempat peradaban yaitu padanan perkataan Yunani
polis, (Seperti dalam nama kota constatinopel) dan Madinah dalam arti itu sama
berturut-turut, peradaban dan kebudayaan, tapi secara etimologis mempunyai arti
pola kehidupan menetap sebagai lawan badawah yang berarti pola kehidupan
mengembara, nomad. Oleh karena itu perkataan madinah, dalam peristilahan
modern, menunjuk pada semangat dan pengertian civil society suatu
istilah inggris yang berarti “masyarakat sopan, beradab, dan teratur” dalam
bentuk negara yang baik. Dalam arti inilah harus dipahami kata-kata hikmah
dalam bahasa Arab, (Alinsanu madniy-un bi Ath-thab’-i)” manusia menurut
naturnya adalah bermasyarakat budaya” merupakan padanan adagium terkenal Yunani
bahwa manusia adalah zoon politicon.
Munawir Syadzali menguraikan bahwa dasar-dasar kenegaraan yang
terdapat dalam piagam Madinah adalah pertama, umat islam merupakan satu
komunitas (umat) meskipun berasal dari suku yang beragam; dan kedua, hubungan
antara sesama anggota komunitas Islam dan antara anggota komunitas islam dengan komunitas-komunitas
lain didasarkan atas prinsip-prinsip:
a). Bertetangga baik
b). Saling membantu
dalam menghadapi musuh bersama
c). Membela mereka yang
dianiaya
d). Saling menasehati
e). Menghormati kebebasan beragama.
D. Perbedaan Kerasulan Muhammad Saw
dengan Rasul-rasul sebelumnya
Perbedaan pokok antara kerasulan Muhammad Saw.
Dengan Rasul-rasul, yaitu :
1. Rasulullah Muhammad saw
diutus untuk seluruh umat manusia, sedangkan rasul-rasul lain hanya untuk
kaumnya saja.
2. Rasulullah Muhammad saw
diutus untuk memperbaiki dan menyempurnakan akidah dan akhlak seluruh umat
manusia di dunia. Hal itu disebabkan Muhammad saw sebagai rasul yang terakhir
penutup dari rasul-rasul sebelumnya. Sedangkan rasul-rasul sebelumnya oleh
Allah diutus hanya untuk memperbaiki Nabi Isa a.s. untuk bangsa Israel.
3. Pengajaran yang dibawa Nabi
Muhammad saw berlaku untuk sepanjang masa sampai hari Kiamat, sedangkan
pengajaran rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Hanya berlaku pada saat
tertentu saja.
4. Nabi Muhammad saw sebagai
Rasulullah dilengkapi dengan sifat dan akhlak mulia sehingga menjadi contoh
atau tauladan bagi kehidupan manusia.
5. Sebelum Muhammad saw
diangkat menjadi utusan Allah, beliau telah dilengkapi Allah dengan sifat-sifat
yang mulia yang diperlukan bagi seorang pemimpin manusia.
6. Semua sifat baik dan mulia
terkumpul dalam diri Nabi Muhammad saw
sehingga beliau disebut sebagai “Uswatun Hasanah” sebagaimana bunyi
ayat Al-Qur’an surah Al-Ahzab Ayat 21 yang artinya sebagai berikut :
a. “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.”
b. “Dan sesungguhnya Kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
7. Muhammad saw telah
memberikan contoh tauladan yang paling sempurna bagi manusia dalam segala
kehidupan dan berlaku sepanjang masa. Sebagaimana salah satu ajarannya bahwa
kebahagiaan hidup seseorang bergantung kepada usahanya sendiri. Jadi, hendaknya
manusia berusaha mencari kebahagiaan di dunia seperti seolah akan mati esok
harinya.
8. Keagungan dan kemuliaan
akhlak Muhammad saw didasarkan kepada ajaran-ajaran Allah yang dibawanya.
9. Muhammad saw dilengkapi
degan kecakapan kecakapan tertentu sehingga sanggup menjadi pemimpin masyarakat
dan negara.
10. Berdasarkan ajaran-ajaran
Allah Swt yang diterima dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki, Rasulullah telah
dapat menegakkan pokok-pokok dasar susunan masyarakat yang lengkap, baik dalam
segi sosial, politik, ekonomi kenegaraan maupun dalam segi agama dan kehidupan
beragama.
11. Bangsa Arab yang semula
hidup dalam alam kejahiliyahan
telah diubah menjadi bangsa yang maju dan
disenangi bangsa lain, bangsa yang semula hina dan tidak dikenal menjadi umat
yang terhina keseluruh dunia. Umat yang semula pecah-pecah dan senantiasa
berperang, menjadi umat yang kokoh kuat persatuannya dalam ikatan persaudaraan
seagama yang erat.
12. Muhammad saw telah
memanfaatkan kekuatan-kekuatan batinnya untuk mengantarkan manusia hidup dalam
kebahagiaan, yaitu ilmu yang dalam dan luas, kemauan yang kuat tidak mengenal
putus asa, serta berperikemanusiaan dan kesusialaan yang agung dan tinggi.
13. Muhammad Saw menyampaikan
ajaran-ajaran yanglengkap dan sempurna dalam segi agama dan kehidupan sosial.
15. Dalam bidang agama telah
diajarkan tiga pokok tiang agama, yaitu agama, akhlak dan amal
shaleh/kemasyaakatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
Sejarah peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad Saw ini dapat disimpulkan bahwa
ternyata peradaban Islam pada masanya sangat luar biasa. Dengan diutusnya
beliau di muka bumi ini, beliau membawa perubahan yang begitu besar, mulai dari
segi agama, sosial, budaya dan perekonomian. Beliau memang makhluk ciptaan-nya
yang luar biasa yang diberi beberapa keistimawaan, sehingga beliau mampu
menghadapi kaumnya yang menentang ajarannya, meski hinaan dan cercaan beliu
dapatkan, namun itu tidak mengurangi rasa semangatnya untuk menyebarkan agama
Islam. Hingga akhirnya Islampun tersebar luas. Hingga Islam bisa kita rasakan
sekarang, pada malam jum’at tanggal 17 Ramadhan yaitu ketika beliau bertafakur
di Gua Hira turunlah Al-Qur’an melalui pelantara Malaikat Jibril. Itulah awal
mula beliau mendapatkan wahyu.
Setiap wahyu yang diterima belau sampaikan kepada
umat manusia. Dari berdakwah secara sembunyi-sembunyi hingga berdakwah secara
terang-terangan.
Revolusi Islam bersumber dari A-Qur’an dan
Hadits telah membangun suatu kebudayaan baru, kebudayaan Islam di atas
puing-puing kebudayaan Jahiliyah, Pokok-pokok ajaran Islam yang mempengaruhi
kehidupan bangsa Arab dan dunia pada umumnya ada tiga bagian, yaitu akidah,
amal dan akhlak.
B. Saran
Harapan
penulis semoga apa yang ada di dalam makalah ini bisa banyak diambil manfaatnya
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Alangkah baiknya jikalau kita
sebagai umat nabi Muhammad saw meneladani segala perbuatannya. Menjalankan
syariat yang beliau sampaikan kepada kita. Karena sebaik-baiknya suri tauladan
hanyalah beliau. Tidak pantas dan tidak selayaknya kita mengingkari ajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sugiyono dkk. 2012. Sejarah Kebudayaan Islam 1,
Solo: Tiga Serangkai.
Syalabi. 1994. Sejarah Kebudayaan Iskam jilid ,
Jakatrta: Putaka Al-Husna.
Internet :
pistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-arab-masa-nabi-muhammad-saw.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar