Istilah
Milenial tidak asing lagi bagi masyarakat, walaupun tidak mengetahui apa arti
sebenarnya milenial, namun milenial menjadi kata yang sering didengar. menurut
Wikipedia Milenial adalah kelompok demografis setelah generasi X, para ahli dan
peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini
dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Milenial disebut uga “Echo Boomers” atau millenials saja.
Millenials menjadi pusat perhatian
di semua bidang dan kalangan masyarakat, aktifnya menjadi pacuan, apatisnya
menjadi perhatian. jadi tidak heran jika apapun yang dilakukan kaum milenial
akan menjadi booming baik itu nilai positif atau negatif bahkan hanya
sekedar leluconpun akan mendunia.
Lingkungan menjadi faktor penting
bagi kahidupan, terutama bagi millenials yang masih labil dalam mengambil
keputusan, sehingga tidak jarang akhirnya menyesal akibat mengambil keputusan
tanpa berfikir panjang.
Peran
Strategis Pemuda di Era Milenial
Pemuda merupakan tonggak perubahan,
ia adalah aset bangsa yang pengaruhnya luar biasa, maju atau tidaknya suatu
negeri bergantung pada peran pemuda, maju atau mundurnya suatu bangsa ada pada
pemuda, perubahan menunggu sikap positif dari para pemuda, Milenial wajib
hukumnya belajar, mengkaji hal yang positif untuk menumbuhkan sikap dan spiritual
yang positif, kejujuran, kedisiplinan dan sikap positif lainnya harus menjadi
pondasi dasar para pemuda, jika pemuda
apatis, pragmatis dan hedonis maka jangan harap suatu bangsa akan bertemu
dangan kemajuan.
Jadilah sebaik-baik generasi yang
mampu menciptakan perubahan, gali potensi agar tidak mengekor kepada orang
lain, berkarya dengan kecanggihan yang tersedia agar tidak menyesal di
kemudian.
Tantangan
Di Era Disrupsi Teknologi
Disrupsi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesai (KBBI) yaitu hal tercabut dari akarnya. Teknologi sendiri merupakan
alat atau sebuah sisitem yang memudahkan manusia. Jadi disrupsi adalah alat
sebuah sistem yang mengubah kehidupan manusia dari dasarnya,
Kecanggihan teknologi tidak dapat terbendung lagi, melalui peran
para ahli bidang teknologi menjadikan teknologi berfungsi kompleks, menjadikan
kehidupan manusia bergantung kepada teknologi, melayani dan memanjakan
aktifitas manusia.
kemajuan yang terus berkembang menjadikan kaum millenial
terperdaya, sehingga membuat malas untuk berkarya dan tidak berfikir inovatif,
mayoritas millenial hanya sebagai konsumen yang tentu saja merugikan dan tidak
ada kontribusi untuk masyarakat bahkan tidak jarang menjadi benalu masyarakat.
Milenial
Cerdas Finansial
Kecerdasan
Finansial (financial quotient/FinQ) yang dikutip dari AntaraNews.com ialah
merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan dan
penerapan tata kelola keuangan yang baik. Milenial saat ini sangat minim sekali
yang memiliki kecerdasan finansial ini dibuktikan dengan banyaknya para pemuda
yang menjadi pekerja di usia yang sangat belia, tanpa berpikir panjang bahwa
tindakan mencari rupiah dengan menelantarkan pendidikan merupakan pengebirian
masa depan. Seharusnya usia millenial itu melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi untuk menunjang kehidupan di masa yang akan datang dengan
menghasilkan karya yang baik. Bukan justru menjadi kacung cina. Bagaimana
mungkin mampu bersaing dengan pihak asing jika generasinya hanya mengandalkan
tenaga yang tentu saja akan lelah dangan bertambahnya usia dengan upah yang
tidak seberapa.
Millenial seharusnya menjadi agen of
change bukan justru mengikuti pendahulu yang gagal dalam mencerdaskan bangsa.
Kecerdasan merupakan anugerah yang patut disyukuri, namun kecerdasan harus diusahakan melalui pebalajar,
berlatih dan pembiasaan.
Idealisme
dan Partisipasi Politik
Berbicara
politik memang terkesan berlebihan, cenderung pada kekuasaan, seolah-olah
politik hanyalah milik segelintir orang saja, padahal politik merupakan salah
satu alat untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat baik sejahtera pada
finansial dan sejahtera pada kebutuhan lainnya. Pemahaman politik harus
dimiliki oleh semua pihak masyarakat, terlebih kaum millenial yang akan
melanjutkan politik masa depan. Politik dalam Islam tidak hanya berkaitan
dengan kepentingan umum, namun hal pribadipun termasuk dalam ranah politik,
mulai dari kehidupan pribadi sampai umum diatur seluruhnya oleh negara.
Idelisme dan politik tidak dapat
dipisahkan karena idealisme menjadi dasar berjalannya politik, jika
idealismenya yang dianut berasal dari pemikiran liberal maka politik yang akan
dijalankanpun liberal, semua dibolehkan, semua diizinkan walau bertentangan
dengan norma agama. Maka berpolitiklah dengan idealisme Islam agar aturan tidak
berbenturan dengan kepentingan kelompok tertentu.
Tangkal
Hoax dengan Literasi
Media yang
mudah diakses membuat peluang orang-orang yang tidak bertanggung jawab mudah
membuat berita yang tidak benar istilah sekarang disebut hoax. Sebagai
millenail yang cerdas tentu harus memiliki jiwa ingin tahu, dan peka terhadap
kebenaran berita, bukan hanya baca sekilas tanpa berfikir panjang langsung
disebar, padahal mencari tahu kebenaran informasi atau berita sangatlah penting
agar informasi yang yang diterima akurat.
Banyak hal yang dapat dilakukan
untuk mencari kebenaran informasi salah satunya adalah dengan membudayakan
aktifitas literasi, membaca adalah solusi untuk mencari kebenaran, biasakan
membaca tidak hanya pada satu sumber namun perbanyak sumber agar informasi yang
didapat diakui kebenarannya.