Jumat, 20 Desember 2019


Pendidkan Tanpa Syariat Akan Sekarat
Oleh : Elis Fitriani (Pendidik dan Aktivis Back to Muslim Identity Banten)

Baru-baru ini terjadi lagi kekerasan terhadap guru yang tidak lain pelakunya adalah muridnya sendiri, ini bukan hal aneh lagi saat ini, pembunuhan seolah menjadi berita rutinitas harian yang dikabarkan melalui berbagai media, belum lagi yang tidak dimuat di media, hanya bisa mengelus dada, miris dan sedih mendengar berita kriminal yang dilakukan oleh pelajar, usia emas yang seharusnya menjadi tonggak peradaban.
Kejadian tragis ini menimpa seorang pahlawan tanpa tanda jasa bernama Alexander Warupangkey (54), guru SMK Ichtus, Manado, Sulut, yang ditikam hingga tewas oleh muridnya. Sebelum ditikam, guru tersebut dikeroyok terlebih dahulu oleh para siswanya hingga nyawanya tak terselamatkan saat dalam penanganan medis.
Konon pengeroyokan itu terjadi lantaran siswa tersebut tidak terima karena ditegur saat merokok, karena merasa tersinggung dengan ucapan gurunya, sehingga nekat menghilangkan nyawa yang berjasa padanya.
Pendidikan karakter yang merupakan salah satu dari nawacita era jokowi-jusuf kala yang digaung-gaungkan memiliki 5 nilai pancasila yang tercantum dalam gerakan Penguatan Pendidkan Karakter (PPK) yakni religius, nasionalis, integritas kemandirian dan gotong royong.
Bisa kita lihat output dari gerakan yang diterapkan, ternyata tidak menghasilkan perubahan namun telah nyata kebobrokan dalam dunia pendidikan saat ini, SMK bisa! Siap kerja! Dan jargon-jargon lainnya yang bermakna generasi siap kerja dan mampu bersaing tidak ada jargon yang siap mencerak generasi beriman dan betaqwa, karena urusan keimanan bukanlah urusan negara namun diserahkan terhadap masing-masing individu menurut kepercayaan masing-masing, sekulerisme telah nampak terjadi, agama tidak boleh turut campur dalam mengurusi kehidupan negara, sehingga terpisahlah agama dari kehidupan. Kemudian melahirlah para manusia sekuler liberal baik dalam sosial, buadaya, politik maupun dunia industri.
Gerakan literasi yang termaktub dalam kurikulum yang berlaku saat ini setidaknya memliki 6 literasi dasar yang bertujuan untuk menyiapkn generasi untuk menghadapi industri 4.0 seperti yang diucapkan menteri pendidikan dan kebudayaan yang dilansir dalam jeda.id Muhadjir Effendy ”Tugas kita sekarang adalah meningkatkan peran pendidikan dasar untuk menyongsong abad XXI. Mempersiapkan generasi emas tahun 2045, menyongsong era industri 4.0,”
Generasi memang membutuhkan kemampuan dalam menghadapi era industri era 4.0 namun bukan berarti harus meninggalkan pondasi dasar dalam mendidik generasi untuk menjadi generasi emas sesungguhnya. Pada 6 literasi tersebut tidak terlintas sedikitpun untuk membentuk generasi yang beriman, semua terfokus pada kemampuan yang mampu menghasilkan keuntungan  yang besar, meningkatnya minat baca agar berpengetahuan luas, meningkatkan kemampuan numerisasi, literasi sains agar dapat bersaing saat olimpiade dan mampu untuk meraih finansial yang lebih menjanjikan, generasi diajak untuk menggali ilmu untuk memenuhi segala kebutuhan hidup namun tidak dituntun menjadi generasi yang peduli dengan akhiratnya.
Kecemerlangan Pendidikan pada masa Peradaban Islam tidak bisa dinafikan baik oleh kaum muslim maupun barat yang notabenenya nonmsulim. merekapun mengakui bahwa ilmu pengetahuan pada masa Peradaban Islam berkembang pesat bahkan barat berhutang budi pada kaum muslim. Masa ini mampu mencetak para ulama sekaligus ilmuwan yang karyanya masih dinikmati sampai saat ini, Ibnu sina misalnya yang ahli dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, seorang dokter dan ilmuwan, Al-khawarizmi seorang ahli matematika, astronomi, astrologi dan geografi. Al-kindi seorang penulis dalam berbagai disiplin ilmu dan masih banyak lagi para ilmuwan muslim lainnya.
Mengapa saat ini tidak ada ilmuwan muslim yang ahli dalam berbagai cabang ilmu? Padahal dunia sudah mengalami modernisasi, seharusnya lebih mampu mencetak generasi unggul. Namun yang terjadi Justru semakin tepuruk dan menghasilkan generasi yang tak patut menjadi suri tauladan.
Perbedaan mendasar dalam hal ini adalah karena sistem yang diterapkan, selama sistem islam tak diterapkan maka hanya akan ada kehancuran dan kehancuran berikutnya, kesejahteraan hanya akan menjadi bayang semu yang selalu dijanjikan dari rezim satu ke rezim selanjutnya. Kemajuan hanya akan menjadi impian belaka dan angan-angan semata. Yakin masih mau bertahan dalam sistem yang rusak?

Jumat, 08 Maret 2019

Millenial ko gitu?


      Istilah Milenial tidak asing lagi bagi masyarakat, walaupun tidak mengetahui apa arti sebenarnya milenial, namun milenial menjadi kata yang sering didengar. menurut Wikipedia Milenial adalah kelompok demografis setelah generasi X, para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Milenial disebut uga “Echo Boomers” atau millenials saja.
          Millenials menjadi pusat perhatian di semua bidang dan kalangan masyarakat, aktifnya menjadi pacuan, apatisnya menjadi perhatian. jadi tidak heran jika apapun yang dilakukan kaum milenial akan menjadi booming baik itu nilai positif atau negatif bahkan hanya sekedar leluconpun akan mendunia.
       Lingkungan menjadi faktor penting bagi kahidupan, terutama bagi millenials yang masih labil dalam mengambil keputusan, sehingga tidak jarang akhirnya menyesal akibat mengambil keputusan tanpa berfikir panjang.

Peran Strategis Pemuda di Era Milenial
            Pemuda merupakan tonggak perubahan, ia adalah aset bangsa yang pengaruhnya luar biasa, maju atau tidaknya suatu negeri bergantung pada peran pemuda, maju atau mundurnya suatu bangsa ada pada pemuda, perubahan menunggu sikap positif dari para pemuda, Milenial wajib hukumnya belajar, mengkaji hal yang positif untuk menumbuhkan sikap dan spiritual yang positif, kejujuran, kedisiplinan dan sikap positif lainnya harus menjadi pondasi dasar para pemuda,  jika pemuda apatis, pragmatis dan hedonis maka jangan harap suatu bangsa akan bertemu dangan kemajuan.
            Jadilah sebaik-baik generasi yang mampu menciptakan perubahan, gali potensi agar tidak mengekor kepada orang lain, berkarya dengan kecanggihan yang tersedia agar tidak menyesal di kemudian.

Tantangan Di Era Disrupsi Teknologi
            Disrupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesai (KBBI) yaitu hal tercabut dari akarnya. Teknologi sendiri merupakan alat atau sebuah sisitem yang memudahkan manusia. Jadi disrupsi adalah alat sebuah sistem yang mengubah kehidupan manusia dari dasarnya,
Kecanggihan teknologi tidak dapat terbendung lagi, melalui peran para ahli bidang teknologi menjadikan teknologi berfungsi kompleks, menjadikan kehidupan manusia bergantung kepada teknologi, melayani dan memanjakan aktifitas manusia.
kemajuan yang terus berkembang menjadikan kaum millenial terperdaya, sehingga membuat malas untuk berkarya dan tidak berfikir inovatif, mayoritas millenial hanya sebagai konsumen yang tentu saja merugikan dan tidak ada kontribusi untuk masyarakat bahkan tidak jarang menjadi benalu masyarakat.

Milenial Cerdas Finansial
            Kecerdasan Finansial (financial quotient/FinQ) yang dikutip dari AntaraNews.com ialah merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya perencanaan dan penerapan tata kelola keuangan yang baik. Milenial saat ini sangat minim sekali yang memiliki kecerdasan finansial ini dibuktikan dengan banyaknya para pemuda yang menjadi pekerja di usia yang sangat belia, tanpa berpikir panjang bahwa tindakan mencari rupiah dengan menelantarkan pendidikan merupakan pengebirian masa depan. Seharusnya usia millenial itu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk menunjang kehidupan di masa yang akan datang dengan menghasilkan karya yang baik. Bukan justru menjadi kacung cina. Bagaimana mungkin mampu bersaing dengan pihak asing jika generasinya hanya mengandalkan tenaga yang tentu saja akan lelah dangan bertambahnya usia dengan upah yang tidak seberapa.
            Millenial seharusnya menjadi agen of change bukan justru mengikuti pendahulu yang gagal dalam mencerdaskan bangsa.
Kecerdasan merupakan anugerah yang patut disyukuri,  namun kecerdasan harus diusahakan melalui pebalajar, berlatih dan pembiasaan.

Idealisme dan Partisipasi Politik
            Berbicara politik memang terkesan berlebihan, cenderung pada kekuasaan, seolah-olah politik hanyalah milik segelintir orang saja, padahal politik merupakan salah satu alat untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat baik sejahtera pada finansial dan sejahtera pada kebutuhan lainnya. Pemahaman politik harus dimiliki oleh semua pihak masyarakat, terlebih kaum millenial yang akan melanjutkan politik masa depan. Politik dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan kepentingan umum, namun hal pribadipun termasuk dalam ranah politik, mulai dari kehidupan pribadi sampai umum diatur seluruhnya oleh negara.
            Idelisme dan politik tidak dapat dipisahkan karena idealisme menjadi dasar berjalannya politik, jika idealismenya yang dianut berasal dari pemikiran liberal maka politik yang akan dijalankanpun liberal, semua dibolehkan, semua diizinkan walau bertentangan dengan norma agama. Maka berpolitiklah dengan idealisme Islam agar aturan tidak berbenturan dengan kepentingan kelompok tertentu.

Tangkal Hoax dengan Literasi
            Media yang mudah diakses membuat peluang orang-orang yang tidak bertanggung jawab mudah membuat berita yang tidak benar istilah sekarang disebut hoax. Sebagai millenail yang cerdas tentu harus memiliki jiwa ingin tahu, dan peka terhadap kebenaran berita, bukan hanya baca sekilas tanpa berfikir panjang langsung disebar, padahal mencari tahu kebenaran informasi atau berita sangatlah penting agar informasi yang yang diterima akurat.
            Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencari kebenaran informasi salah satunya adalah dengan membudayakan aktifitas literasi, membaca adalah solusi untuk mencari kebenaran, biasakan membaca tidak hanya pada satu sumber namun perbanyak sumber agar informasi yang didapat diakui kebenarannya.

Kamis, 05 November 2015

adjectives

MAKALAH
ADJECTIVE (KATA SIFAT)
Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok  pada Mata Kuliah
BAHASA INGGRIS
Dosen

Disusun Oleh
Elis Fitriani
Lia Iswatun Hasanah
Rosnawati
: Arif Fahrudin, S.Pd.

: Kelompok
: 14102032011CA
: -
: 14102032013CA












SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SERANG - BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ADJECTIVE (KATA SIFAT)” Makalah ini berisikan tentang pengertian, macam-macam, penggunaan contoh kalimat  adjective dan lain-lain.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Serang, 12 Oktober 2015




Penyusun
 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN) ................................................................................ I
A.      Latar Belakag Masalah.............................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.       Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II TURUNAN............................................................................................ 3
A.    Pengertian Adjective................................................................................. 3
B.     Penggunaan Kata Sifat (Adjectives)......................................................... 3  
C.     Macam-Macam Kata Sifat (Adjectives).................................................... 5
D.    Cara Membentuk Kata ............................................................................. 7
BAB III PENUTUP............................................................................................ 11
A.    Kesimpulan................................................................................................ 11
B.     Saran.......................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
 BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin maju baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi maupun dengan berbagai hal lainnya. Berbicara tentang bahasa manusia tidak akan lepas dari bahasa tanpa bahasa manusia sulit untuk berkomunikasi baik untuk berkomunikasi antar teman antar daerah bahkan antar negara yang tentunya memerlukan kecakapan serta pengetahuan agar apa yang akan kita sampaikan bisa sampai kepada pendengar (lawan bicara).
Meski tidak semua orang menyukai pelajaran bahasa inggris bahkan banyak masyarakat awam yang menganggap tidak penting. Akan tetapi berkaitan dengan perkembangan zaman dan persaingan antar negarapun begitu sulit. Bahasa yang baik dan benar adalah bahsa yang sesuai dengan tata bahasa atau dalam bahasa inggris disebut Grammar. Maka dari itu penting bagi kita untuk mempelajari tata bahasa (grammar) agar penyampaian bahasa lebih mudah dipahami serta sesuai dengan kaidah-kaidah dalam berbahasa. Adjectives merupakan salah satu dari berbagai pembahasan dalam Grammar. Tentunya dengan dibuatnya makalah singkat ini mahasiswa diharapkan bisa memahami apa dan bagaimana serta apa saja jenis adjectives.
B.       Rumusan Masalah
1.        Apakah itu Adjective?
2.        Apa saja penggunaannya?
3.        Apa macam-macamnya?
4.        Bagaimana cara membua adjective dari noun?



C.      Tujuan
Dari tujuan yang diharapkan penulis dalam makalah ini, dapat ditarik beberapa manfaat baik untuk pembaca maupun penulis sendiri, yaitu :
Bagi Pembaca
Jika penulisan makalah ini dirasakan dapat menambah pengetahuan tentang adjectivemaka diharapkan pembaca bisa memahami apa yang ada di dalam makalah ini.  
Bagi Penulis
Penulisan karya tulis ini mejadi suatu pembelajaran, sebagai pengetahuan kami untuk lebih mengetahui tentang Adjective.












BAB II
ADJECTIVE (KATA SIFAT)
A.      Pengertian Adjective........................................................................................
    Adjectives adalah kata yang digunakan untuk menerangkan noun atau pronoun yang dapat berupa orang (person), tempat (place), binatang (animal), benda atau konsep abstrak. Kata sifat bahasa Inggris ini merupakan satu dari delapan part of speech.Contoh :
Active      = aktif
bad           = jelek
beautiful   = cantik
busy          = sibuk
clever        = pintar
diligent     = rajin

    Sesuai dengan fungsinya, adjectives biasanya ditempatkan di depan kata benda.
Contoh :
- They are clever students
...................................................................................
  Mereka adalah murid yang pintar.
................................................................
- He is a busy worker.
.........................................................................................
  Dia adalah pekerja yang sibuk.
B.       Penggunaan Kata Sifat (Adjectives)
Semua kata sifat atau adjectives dalam contoh-contoh kalimat di atas menerangkan kata benda yang ada di depannya. Adjectives dapat digunakan pada kata benda dalam bentuk singular (tunggal) maupun plural (jamak). Adjectives dalam bentuk tunggal dan jamak tidak mengalami perubahan. Bagian yang berubah hanyalah to be dan kata bendanya, yaitu disesuaikan dengan bentuk tunggal atau jamak.
Contoh :
- She is a clever student. (singular / tunggal)
  Dia adalah murid yang pintar
- Diana and Ferdy are clever students. (plural / jamak)
  Diana dan Ferdy adalah murid yang pintar.
- I am busy. (singular / tunggal)
  Saya sibuk
- We are busy. (plural / jamak)
  Kami sibuk
Apabila terdapat dua adjective atau lebih sebelum kata benda, kedua adjectives tersebut diletakan langsung secara berurutan.
Contoh :
- A funny short story.
  Sebuah cerita pendek yang lucu.
- A pretty blonde girl.
  Seorang gadis cantik yang pirang.

Namun, apabila terdapat dua buah atau lebih adjective yang menunjukan warna, keduanya harus dipisahkan dengan kata "and" diantara adjective tersebut.
Contoh :
- A blue, red and yellow jacket.
  sebuah jaket berwarna biru, merah dan kuning.
- My black and white photo.
  Photo hitam dan putih saya.
Selain ketentuan-ketentuan tersebut di atas, adjective juga pada umumnya ditempatkan setelah to be.
Contoh :
- You are lazy student.
  Kamu adalah murid yang malas.
- She is a beautiful girl.
  Dia adalah anak perempuan yang cantik.

C. Macam-Macam Kata Sifat (Adjectives)
Adjective dalam bahasa inggris dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Descriptive Adjectives
Yaitu adjective yang menerangkan keadaan atau bentuk suatu benda. kata-kata yang termasuk dalam kelompok ini adalah : beautiful (cantik), big (besar), clever (pintar), high (tinggi), low (rendah), dll.
Contoh :
- Amira is a beautiful girl.
 ( Amira adalah anak perempuan yang cantik)
- She has a big body.
  (Dia memiliki badan yang besar.)

2.  Distributive Adjectives
Yaitu adjective yang bersifat distributif (terbagi-bagi). Beberapa contoh katanya adalah : each (masing-masing), every (tiap-tiap), either (salah satu dari), neither (tidak satu pun), dll.
Contoh :
- They study English every day.
  (Mereka belajar bahasa inggris setiap hari)

3. Possessive Adjectives
Yaitu adjective yang menyatakan atau menunjukan kepunyaan (kepemilikan).
Contoh :
- my (kepunyaan saya)
- your (kepunyaan kamu)
- her (kepunyaan dia - perempuan)
- his (kepunyaan dia - laki-laki)
- their (kepunyaan mereka)
- our (kepunyaan kami)
- its (kepunyaan : benda dan binatang)
4.   Demonstrative Adjectives............................................................................
Demonstrative Adjectives atau kata ganti penunjuk yaitu adjective yang digunakan untuk membatasi pemakaian kata benda pada orang atau benda itu yang diharapkan supaya ditunjukkan oleh kata sifat itu.
..................................
Contoh:
- this (ini - tunggal)
..............................................................................................
- that (itu - tunggal)
..............................................................................................
- these (ini - jamak)
..............................................................................................
- those (itu - jamak)

5.      Interrogative Adjectives
Yaitu adjective yang digunakan untuk menanyakan suatu benda.
Contoh:
- What (apakah)
- Which (yang manakah) 
- whose (kepunyaan siapakah)
- what colour (apa warnanya)

6.      Quantitative Adjectives
Yaitu adjective yang digunakan untuk menerangkan jumlah benda.
Contoh :
- many (banyak - untuk benda yang dapat dihitung)
- much (untuk benda yang tidak dapat dihitung)
- a little (sedikit - untuk benda yang tidak dapat dihitung)
- a few (sedikit - untuk benda yang dapat dihitung)


7.  Numeral Adjectives
Kata sifat yang menunjukkan berapa banyak (how many) benda atau dalam urutan berapa.
Numeral adjectives membatasi pemakaian kata benda pada orang atau benda sejenis itu seperti bilangannya atau dalam urutan serial yang ditunjukkan oleh kata sifat. Numeral Adjectives dibagi dalam dua golongan utama, yaitu:
a.       Definite numeral (bilangan tertentu). Bilangan-bilangan yang menunjukkan berapa banyak bendayang ada (seperti one, two, three, four dan sebagainya) disebut cardinals. Bilangan-bilangan yang menunjukkan urutan serial tempat suatu benda berada disebut ordinal number atau bilangan tingkat. Bilangan-bilangan yang menunjukkan berapa sering suatu benda diulangi disebut multiplicative atau pelipatgandaan.
b.      Indefinite Numerals (bilangan tak tentu) menunjukkan bilangan jenis tertentu tanpa mengtakan secara tepat berapa bilangan itu. Oleh karena itu disebut indefinite numerals.
Kata-kata utama golongan ini adalah all, some, enough, no, many, few, several dan sundry.

D.   Cara Membentuk Kata
Beberapa kata sifat merupakan kata bentukan dari bentuk kata lain. adjective juga dibentuk dari kata benda (nouns) maupun dari kata kerja (verbs) dengan ketentuan sebagai berikut :
1.    Pembentukan Adjectives dari Kata benda (Nouns)
a. Dengan menambahkan akhiran "al" pada kata benda (nouns).
Nouns
(Kata Benda)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
crime
kejahatan
criminal
bersifat jahat
nature
alam
natural
bersifat alamiah
person
orang
personal
bersifat perorangan
part
bagian
partial
bersifat sepihak
ratio
akal
rational
masuk akal


b. Dengan menambahkan akhiran "less" pada kata benda, yang mempunyai arti    tidak atau tanpa
Nouns
(Kata Benda)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
arm
lengan
armless
tidak berlengan
wing
sayap
wingless
tidak bersayap
hair
rambut
hairless
tidak berambut
job
pekerjaan
jobless
menganggur

c.Dengan menambahkan akhiran "-Y" pada kata benda.
Nouns
(Kata Benda)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
anger
kemarahan
angry
marah
blood
darah
bloody
berdarah
cloud
awan
cloudy
berawan
dust
debu
dusty
berdebu
wind
angin
windy
berangin

d. Dengan memberikan akhiran 'ful" pada kata benda
Nouns
(Kata Benda)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
beauty
kecantikan
beautiful
cantik
help
pertolongan
helpful
suka menolong
hope
harapan
hopeful
penuh harapan
power
tenaga
powerful
bertenaga
succes
keberhasilan
successful
berhasil

e. Dengan menambahkan akhiran "ous" pada kata benda (nouns)
Nouns
(Kata Benda)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
danger
bahaya
dangerous
berbahaya
delight
kenikmatan
delicious
nikmat, lezat
mistery
rahasia
misterious
penuh rahasia
poison
racun
poisonous
beracun

2. Pembentukan Adjective dari Kata Kerja (Verbs)
a. Dengan menambahkan akhiran "able" pada kata kerja.
Verbs
(Kata Kerja)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
break
pecah
breakable
dapat pecah
eat
makan
eatable
dapat dimakan
laugh
tertawa
laughable
lucu
obtain
memperoleh
obtainable
dapat diperoleh
achieve
mencapai
achievable
dapat dicapai

b. Dengan menambahkan akhiran "ive" pada kata kerja.
Verbs
(Kata Kerja)
Arti
Adjectives
(Kata Sifat)
Arti
construct
membangun
constructive
bersifat membangun
educate
mendidik
educative
bersifat memdidik
instruct
menyuruh
instructive
bersifat memerintah
repress
menindas
repressive
bersifat menindas
talk
berbicara
talkative
banyak bicara

















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adjective (kata sifat) adalah kata yang diggunakan untuk memberi sifat pada kata benda (nouns). Adjectives dapat digunakan pada kata benda dalam bentuk singular (tunggal) maupun plural (jamak). Adjectives dalam bentuk tunggal dan jamak tidak mengalami perubahan. Bagian yang berubah hanyalah to be dan kata bendanya, yaitu disesuaikan dengan bentuk tunggal atau jamak. Macam - macam adjective adalah sebagai berikut:
1.        Descriptive Adjectives
2.        Distributive Adjectives
3.        Possessive Adjectives
4.        Demonstrative Adjectives
5.        Interrogative Adjectives
6.        Quantitative Adjectives
7.        Numeral Adjectives
a.       Definite Numerals
-          Cardinals
-          Ordinals
-          Multiplicatives
b.      Indifinite Numeral
Adjective dapat dibentuk dari kata benda (nouns) maupun dari kata kerja (verbs) dengan ketentuan sebagai berikut :
Dari kata Benda (Noun) :
1.      Dengan menambahkan akhiran "al" pada kata benda (nouns
2.      Dengan menambahkan akhiran "less" pada kata benda, yang mempunyai arti tidak atau tanpa
3.      Dengan menambahkan akhiran "-Y" pada kata benda.
4.      Dengan memberikan akhiran 'ful" pada kata benda
5.      Dengan menambahkan akhiran "ous" pada kata benda (nouns)
Dari kata kerja (Verb) :
1.      Dengan menambahkan akhiran "able" pada kata kerja.
2.      Dengan menambahkan akhiran "ive" pada kata kerja.
B.       Saran















DAFTAR PUSTAKA
Drs. John S. Hartanto, dkk. Accurate, Brief and Clear English Grammar cet. Ke 41. Surabaya: Indah Surabaya